Kamis, 23 Desember 2010

Kisah Pandawa Lima
Pandawa Lima merupakan tokoh yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Mahabarata, karena Pandawa Lima merupakan tokoh sentralnya bersama dengan Kurawa.

Pandawa lima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.

Yudistira dengan nama kecilnya Puntadewa, Bima dengan nama kecilnya Sena, dan Arjuna dengan nama kecilnya Permadi dilahirkan dari ibu Dewi Kunti sedang Nakula dengan nama kecilnya Punten dan Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen dilahirkan dari ibu Dewi Madrim.

1. Yudisthira(Puntadewa)
Yudisthira merupakan sulung dari para Pandawa. Dia memiliki sifat jujur, adil, sabar, taat, dan penuh percaya diri. Dikisahkan juga bahwa selama hidupnya, Yudisthira tidak pernah berbohong. Yudisthira mahir menggunakan tombak sebagai alat perang. Dikisahkan juga bahwa setelah perang Baratayuda, Yudisthira adalah pemegang tahta kerajaan Hastinapura.

2.Bima(Bimasena)
Bima adalah anak kedua dari keluarga Pandawa. Bima memiliki arti “mengerikan” dalam bahasa sansekerta. Mungkin hal ini karena Bima memang memiliki perawakan yang besar diantara saudaranya yang lain. Tak heran, Bima menjadi panglima perang dalam perang Baratayuda, memimpin tentara Pandawa. Bima diceritakan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, jujur, tabah, dan patuh. Selain itu, Bima dikenal sebagai tokoh yang to the point, tidak suka basa-basi. Dikisahkan juga bahwa Bima adalah titisan Bayu, dewa angin, yang menjelma menjadi Pandu saat menikahi dewi Kunti. Bima mahir menggunakan senjata gada yang terkenal dengan nama Rujakpala, tidak ketinggalan senjata lainnya, yaitu kuku Bima, yang dinamakan Pancakenaka. Pada perang Baratayuda, Bima adalah tokoh penutup perang yang berhasil membunuh Duryodana, pemimpin tertinggi Kurawa. Bima memiliki anak dari perkawinannya dengan Dewi Arimbi yang bernama Gatotkaca.

3.Arjuna(Wijaya)
Arjuna adalah anak ketiga. Dikisahkan Arjuna merupakan titisan dewa Indra, raja semua Dewa. Dikisahkan Arjuna memiliki sifat mulia, cerdik, berani, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan. Arjuna adalah tokoh yang paling rupawan diantara saudara-saudaranya. Sehingga tidak heran, kalau Arjuna sering dianalogikan sebagai lelaki yang tampan, gagah, dan gentle di kehidupan kita sekarang. Arjuna lihai memainkan senjata panah. Dalam perang Baratayudha, Arjuna menggunakan Pasupati, nama panahnya, untuk membunuh Bisma, panglima besar Kurawa. Dalam perang juga, Arjuna dikenal sebagai ksatria tanpa tanding, karena saat bertempur, Arjuna tidak pernah sekalipun menemui kekalahan. Arjuna memiliki banyak istri karena ketampanannya, salah satunya yang terkenal adalah dewi Srikandi yang membantu Arjuna membunuh Bima.

4.Nakula
Anak keempat dari Pandawa, dan lahir dari perkawinan antara Pandu dengan dewi Madri. Nakula diceritakan memiliki sifat taat, setia, belas kasih, tahu membalas budi, dan menyimpan rahasia. Nakula memiliki saudara kembar, yaitu Sadewa. Nakula juga terkenal sebagai orang yang tampan, namun tidak seperti Arjuna yang rendah hati dengan ketampanannya. Nakula lebih membanggakan ketampanannya dan tidak mau mengalah. Nakula lihai memainkan senjata pedang pada perang Baratayuda. Kelebihan lainnya yang dimiliki Nakula adalah ilmu pengobatan, karena Nakula dipercaya sebagai titisan dewa Aswin, dewa pengobatan. Selain itu, Nakula lihai mengengendarai kuda, dan memiliki ingatan yang sangat tajam dan tidak terbatas.

5.Sadewa
Adalah bungsu dari Pandawa lainnya. Merupakan kembaran dari Nakula. Jika Nakula dianugerahi ketampanan, maka Sadewa dianugerahi kepandaian, terutama dalam bidang astronomi, sehingga Sadewa memiliki kemampuan meramal untuk masa depan. Sifat Sadewa adalah bijak dan pandai, bahkan Yudisthira pernah berkata bahwa Sadewa memiliki kebijaksanaan lebih tinggi daripada Wrehaspati, guru para Dewa. Dikisahkan juga bahwa Sadewa adalah tokoh yang berhasil membunuh Sengkuni, paman para Kurawa yang terkenal dengan kelicikannya dan pintar menghasut. Sadewa berhasil membunuh Sengkuni dengan kecerdikan dan kepandaian yang dia miliki. Sadewa merupakan tokoh pendiam dalam kisah Mahabharata.

TEORI-TEORI ETIKA DAN PERKEMBANGANNYA

TEORI-TEORI ETIKA DAN PERKEMBANGANNYA

TEORI-TEORI ETIKA
Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.
Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala.
Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.


Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yant bertujuan untukmencari kenikmatan dan kesenangan.
Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.

Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya sendiri.
Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat bagi semua pihak.


PERKEMBANGAN TEORI ETIKA
1. Etika Teleologis
Etika Aristoteles adalah etika teleologis, yakni etika yang mengukur benar/salahnya tindakan manusia dari menunjang tidaknya tindakan tersebut ke arah pencapaian tujuan (telos) akhir yang ditetapkan sebagai tujuan hidup manusia.
2. Etika pengembangan diri sesuai dengan kodratnya
Etika Aristoteles merupakan etika pengembangan diri, karena kebahagiaan (eudaimonia) yang menjadi tujuan hidup manusia tercapai kalau manusia menge
3. Etika Keutamaan
Etika Aristoteles, lain dengan etika yang biasa disebut sebagai etika kewajiban mbangkan dirinya secara penuh sesuai dengan kodratnya.

Rabu, 21 April 2010

audit lingkungan

Nama : Niswatun Amaro
Kelas : 3eb05
Tugas : Audit Lingkungan
Dosen : Renny Nur’ainy

Audit Lingkungan
Audit lingkungan dimaksudkan untuk mengukur kinerja lingkungan dan posisi lingkungan. Dengan cara ini mereka menjalankan fungsi analog audit keuangan. Sebuah laporan audit lingkungan idealnya berisi pernyataan kinerja lingkungan dan posisi lingkungan, dan mungkin juga bertujuan untuk menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki indikator kinerja dan posisi tersebut.
Auditor lingkungan dapat memperoleh sertifikasi melalui ujian tertulis dan penerimaan dari Asosiasi Auditor Lingkungan kode etik. Tergantung pada sifat dari audit, ada beberapa sebutan yang berbeda untuk dipilih. CECAB mengelola penunjukan ini :
Definisi ISO 14001
ISO 14001 mendefinisikan audit lingkungan sebagai: ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.
Tiga jenis
Mattsson dan Olsson (hal. 178) mengatakan bahwa ada tiga jenis audit:
1. Kewajiban audit
2. Sebuah manajemen audit
3. Sebuah audit fungsional (kadang-kadang disebut suatu aktivitas atau isu audit)
Kewajiban menilai audit sesuai dengan kewajiban hukum. Manajemen audit memverifikasi bahwa Strategi Pengelolaan Lingkungan yang dinyatakan memenuhi tujuan. Sebuah kegiatan audit dapat menyelidiki daerah tertentu seperti energi atau penggunaan air.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Environmental_audits

audit gcg

Nama : Niswatun Amaro
Kelas : 3eb05
Tugas : GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Dosen : Renny Nur’ainy


GOOD CORPORATE GOVERNANCE

A. Pengertian
Multi krisis yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 mangakibatkan keterpurukan di berbagai bidang. Kelemahan dan keterbatasan pemerintah serta perkembangan lingkungan global berujung pada ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah. Setelah era reformasi di awali, pemerintah mulai melakukan perubahan paradigma pemerintahan yang dipakai selama ini yaitu dari paradigma government ( pemerintah ) ke governance ( kepemerintahan ).
Perubahan ini ditujukan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih ( good governance ), yang pada umumnya berlangsung pada masyarakat yang memiliki kontrol sosial efektif yang merupakan ciri masyarakat demokratis.
Rogers W’O Okot Uma dari Common wealth secretariat London ( ndraha, 2003 : 692) mendefinisikan good governance sebagai compressing the processing and structure that guides political and social economic relationship, with particular reference to " commitment to democratic values, norms and honest business. (mempersingkat proses dan struktur yang mengatur hubungan ekonomi sosial dan politis, dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai-nilai demokratis, norma-norma dan bisnis yang sehat).
Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance , yaitu: komitmen, aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.
Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (Bumn) dijelaskan bahwa Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
Jadi Good Corporate Governance dapat diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders serta berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral dan nilai etika.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam Good Corporate Governance, terdapat beberapa hal penting yaitu :
1. Efektivitas yang bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika, Nilai, Sistem, Proses bisnis, Kebijakan dan Struktur Organisasi rusahaan yang bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.
2. Seperangkat prinsip, kebijakan dan sistem manajemen perusahaan yang diterapkan bagi terwujudnya operasional perusahaan yang efisien, efektif dan profitable dalam menjalankan organisasi dan bisnis perusahaan untuk mencapai sasaran strategis yang memenuhi prinsip-prinsip praktek bisnis yang baik dan penerapannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, peduli terhadap lingkungan serta dilandasi oleh nilai-nilai sosial budaya yang tinggi.
3. Seperangkat peraturan dan ataupun sistem yang mengarahkan kepada pengendalian perusahaan bagi penciptaan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan (Pemerintah, Pemegang saham, Pimpinan perusahaan dan Karyawan) dan bagi perusahaan itu sendiri
B. Latarbelakang
Konsep Good Corporate Governance ini mulai banyak di perbincangkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1997, saat krisis ekonomi melanda Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dampak dari krisis tersebut, banyak perusahaan berjatuhan karena tidak mampu bertahan, salah satu penyebabnya adalah karena pertumbuhan yang dicapai selama ini tidak dibangun di atas landasan yang kokoh sesuai prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
Menyadari situasi dan kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good Corporate Governance ini di lingkungan BUMN, sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja BUMN yang memiliki nilai aset yang demikian besar untuk mendukung pencapaian penerimaan/pendapatan negara, sekaligus menghapuskan berbagai bentuk praktek inefisiensi, korupsi, kolusi, nepotisme dan penyimpangan lainnya untuk memperkuat daya saing BUMN menghadapi pasarglobal.
Menurut Kartiwa (2004 : 8.7) terdapat dua perspektif tentang Good Corporate Governance yaitu :
1. perspektif yang memandang Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
2. perspektif yang lain Good Corporate Governance menekankan pentingnya pemenuhan tanggung jawab badan usaha sebagai entitas bisnis dalam masyarakat kepada stakeholder.
Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia telah diperkuat dengan kapastian hukum, dengan lahirnya peraturan perundangan antara lain :
1. Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
2. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dirobah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
3. Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara No. Kep-23/PM PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000 Tentang Pengembangan Praktek GoodCorporate Governance (GCG) dalam Perusahaan Perseroan.
4. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
5. Surat Edaran Menteri PM-PBUMN No. S-106/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 17 April 2000 perihal Kebijakan Penerapan Corporate Governance yang baik di semua BUMN.
6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 37a/M-PAN/2002 tanggal 28 Februari 2002 perihal Intensifikasi dan Percepatan Pemberantasan KKN.
7. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 518/S-KU/2000 tanggal 2 Oktober 2000 perihal Pelaksanaan GCG dan Instruksi Untuk Pembentukan Tim Perumus Panduan Penerapan GCG.
8. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 520/S-KU/2000 tanggal 2 Oktober 2000 perihal Pembentukan Komite Audit. 9. Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) No. 81/Dirut/1201 tanggal 27 Desember 2001 Tentang Gerakan Moral Pos Indonesia ? BTP (Bersih, Transparan dan Profesional).
C. Pelaksanaan
Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1987, isu mengenai corporate governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil di masa yang akan datang.
Pada dasarnya terminologi tersebut digunakan untuk suatu konsep lama yang merupakan kewajiban dari mereka yang mengontrol perusahaan untuk bertindak bagi kepentingan seluruh pemegang saham dan stakeholder.
Khusus di Indonesia, karena struktur kepemilikan perusahaan yang sangat terkonsentrasi, maka masalah biaya perusahaan dapat timbul dari perbedaan kepentingan antara pemegang saham pengendali dengan pemegang saham minoritas ( stakeholders ). Karena kewajiban inilah maka dewan komisaris, direksi atau pemegang saham pengendali perusahaan dilarang untuk mengambil keuntungandari orang yang memberi kepercayaan yakni pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya seperti kreditur melalui transaksi yang tidak wajar dan tidak adil.
Pada April 1998, (OECD) telah mengeluarkan seperangkat prinsip corporate governance yang dikembangkan seuniversal mungkin ( Herwidayatmo, 2000 : 25). Hal ini mengingat bahwa prinsip ini disusun untuk digunakan sebagai referensi di berbagai negarayang mempunyai karakteristik sistem hukum, budaya, dan lingkungan yang berbeda. Dengan demikian, prinsip yang universal tersebut akan dapat dijadikan pedoman oleh semua negara atau perusahaan namun diselaraskan dengan sistem hukum, aturan, atau nilaiyang berlaku di negara masing-masing bilamana diperlukan.
Prinsip-prinsip good corporate governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 hal sebagai berikut :
1.Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham.
2.Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham.
3.Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan.
4.Keterbukaan dan Transparansi.
5. Akuntabilitas dewan komisaris (board of directors)
Secara umum Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlandaskan pada beberapa prinsip dasar yaitu :
1. Pertanggungjawaban (responsibility).
Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham juga kepada stake holder.
2. Transparansi (transparency)
perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
3. Akuntabilitas (accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar
4. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness )
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran
5. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance di Indoneisia, salah satu BUMN yang telah melaksanakannya yaitu PT POS Indoneisia. Ketentuan pelaksanaan Good Corporate Governance di PT POS Indonesia tercantum dalam Keputusan Direksi Pt Pos Indonesia (Persero) Nomor : Kd 55/Dirut/1202 Lampiran : 1 (Satu) Tentang Pedoman Penerapan Good Corporate Governance (Gcg) Di Lingkungan Pt Pos Indonesia (Persero)
DAFTAR PUSTAKA
Kartiwa, Asep dan Sawitri Budi Utami. 2004. Usaha-usaha Milik Negara dan Daerah. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (Bumn).
Keputusan direksi pt pos indonesia (persero) nomor : kd 55/dirut/1202 lampiran : 1 (satu) tentang pedoman penerapan good corporate governance (gcg) di lingkungan pt pos indonesia (persero).
Ndraha, taliziduhu. 2003. Kybernologi ( Ilmu-ilmu Pemerintahan Modern) 2. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Setiawan, dharma, salam. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Tim GCG BPPKB. 2005. Good Corporate Governance. Jakarta : http://www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326
http://one.indoskripsi.com/node/7061

tugas 3, resume 2

RESUME
Sulastri1
Sangsang Sangabakti2
Jurnal, Universitas Gunadarma, 2010.
PERAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENURUNKAN STRES KERJA

Pendahuluan
Persaingan perekonomian yang pesat di Indonesia menyebabkan persaingan semakin tajam. Dengan demikian tingginya persaingan dunia bisnis menyebabkan perusahaan mempunyai tuntutan yang besarterhadap karyawannya, untuk itu agar para karyawan mengimbangi tuntutan perusahaan tersebut maka dibutuhkan adanya motivasi dalam diri karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengji apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja memiliki peranan dalam menurunkan stres kerja.
Landasan Teori
Motivasi adalah suatu yag dapat memberikan dorongan atau daya penggerak yang dapat meningkatkan gairah kerja seseorang agar bekerja efektifdan terintegrasi dengan segala daya upaya kearah tercapainya suatu tujua tertentu / untuk mencapai suatu kepuasan.
Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja :
1. Faktor Individu yang meliputi sikap dan minat serta kemampuan.
2. Faktor organisasi yang meliputi peraturan dan misi organisasi.
3. Faktor Pekerjaaan yang meliputi tugas kerja.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini beberapa variabel yang dikaji adalah vaiabel preditor satu (X1) : motivasi kerja, variabel preditor dua (X2) : kepuasan kerja dan variabel kriterium (Y) : stress kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. X yang berlokasi di Jakarta.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengujian regresi menunjukan bahwa koefesian relasi (R) memiliki nilai 0.186 dan koefesien F bernilai 1.193 dengan taraf signifikansi sebesar (p ≥ 0.05). Karena taraf signifikasi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (p ≤ 0.05)maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2) dengan stress kerja (Y).
Skala stress kerja terbukti memiliki nilai ME yang jauh lebih kecil dari nilai MH, bahkan selisih lebih dari 2SD atau MH ≥ ME + 2SD. Hal tersebut embuktikan bahwa karyawan PT. X tidak menunjukan tingkat stress yang berlebihan
Kesimpulan dan saran
Pengujian peranan motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2) dalam menurunkan stress kerja (Y) menunjukan bahwa koefesien korelasi (R) memiliki nilai 0.186 ; Koefesie peranan (R2) sebesar 0.035 atau 3.5% dan koefesien F bernilai 1.193 dengan taraf siqnifikansi sebesar 0.153 (p ≥ 0.05). Karena taraf signifikasi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (p ≤ 0.05) maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2) tidak memiliki peanan yang signifikan terhadap stress kerja. Oleh karna itu, hipotesis pertama dalam penelitian yaitu “terdapat peranan yang signifikan antara motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2) dalam menurunkan stress kerja (Y)” dinyatakan gugur.
Saran yhang dapat diberikan bagi karyawan PT. X sebaiknya mempertahankan ritme kerja yang ada dengan penekanan pada faktor-faktor pemicu timbulnya stres kerja karena sudah tampak bahwa stress kerja memiliki hubungan langsung terhadap kepuasan kerja.

tugas 3, resume 1

RESUME

Ekaning Setyarini
Jurnal, Universitas Gunadarma, 2010.
ANALISISRASIO MODAL KERJA PADA PT. XXX GUNA PENINGKATAN INVESTASI MODAL KERJA AKTUAL

Pendahuluan
Manajemen moal kerja menjadi satu hal yag sangat penting bagi pusahaan karena lebih dari lima puluh persen asset perusahaan digunakan untuk aktiva lancar. Modal kerja yang terlalu besar dapat mengakibatkan perusahaankehilngan perusahaan untuk memperoleh keuntungan karena kelebihan dari modal kerja dapat digunkan penanaman alternative investasi yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Landasan Teori
Modal Kerja adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk membelanjai operasional perusahaan.
Jenis-jenis modal kerja :
1. Modal kerja permanent
2. Modal kerja variabel
Faktor yang mempengaruhi modal kerja Rianto (1996:64) :
1. Periode perputaran / periode terikarnya modal kerja
2. Pengeluaran kas rata-rata setip hari
Kebutuhan moda kerja adalah jumlah modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam suatu periode.
Metode penelitian
Alat analisis yang digunakan adalah metode Cash Conversion Cycle (CCC) adalah jangka waktu pembayaran untuk pembelian bahan baku sehingga terealisasinya penagihan piutang atas penjualan suatu produk.
Hasil Dan Pembahasan
Data yang digunakan
1. Neraca Perusahaan PT. XXX
2. Laporan Rugi Laba PT. XXX
Analisa terhadap modal kerja :
1. Kas
Dimana kenaikan paling besar terjadi pada tahun 2002tu sebesar Rp. 37.928.916 dan penurunan paling terkecil pada tahun 2000 sebesar 29.150.214.
2. Piutang
Tingkat perputaran paling tinggi tahun 1999 sebanyak 62 kali.
3. Persediaan
Pada perhitungan periode konversi selalu mengalami perubahan tahun 1999 127hari dan tahun 2000 192 hari
Simpulan dan saran
Dari analisi modal kerja PT.XXX mengalami peningkatan dan penurunan dikarenakan besar kecilnya nilai rasio perusahaan.
Berdasarkan simpulan diatas maka perusahaan agar dapat mencukupi modal kerja PT. XXX untuk meningkatkan investasi pada modal kerja aktualnya.

tugas 2, abstrak 2

ABSTRAK

Yusye Milawaty
Jurnal, Universitas Gunadarma, 2010.
ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM PT. ANTM – ANEKA TAMBANG TBK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CAN SLIM
Kata Kunci : Analisis Pergerakan Harga Saham

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi dengan metode konvensional, tetapi berinvestasi di bursa saham mempunyai resiko yang cukup besar. Untuk menghindari kerugian dalam berinvestasi maka diperlukan analisis ini dalam mengetahui waktu yang tepat untuk menjual atau membeli saham agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian yang menjadi objek penelitian adalah PT. ANTM – ANEKA TAMBANG Tbk. Penelitian ini menggunakan metode CAN SLIM dengan tujuan untuk mengukur pergerakan harga saham. Berdasarkan hasil analisis pergerakan harga saham dinyatakan bergerak kearah yang positif damn merupakan saham yang baik untuk dimiliki.

tugas 2, abstrak 1

ABSTRAK
Retno Suwiyanti1
Liesda Muchtariany2
Jurnal, Universitas Gunadarma, 2010.
ANALISIS KINERJA PRODUK REKSADANA DENGAN MENGGUNAKAN NAB PER UNIT PADA PT. MANDIRI MANAJEMEN INVESTASI
Kata Kunci : Kinerja Produk Reksa Dana, PT. Mandiri Manajemen Investasi.

Penelitian ini dilakukan untuk reksa dana yang mempunyai kinerja yang optimal periode 31 januari 2008 sampai 30 januari 2009. Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian yang menjadi objek penelitian adalah reksa dana yang mempunyai Nilai Aktiva Bersih, yaitu Reksa Dana Saham Mandiri Manajemen Investasi. Penelitian ini menggunakan metode Time Weight Rate of Return dengan tujuan untuk menghitung kinerja histories suatu periode tertentu. Berdasarkan hasil analisis kinerja produk reksa dana yang dihitung selama satu tahun berjalan kurang baik, karena tiap bulanya sering mengalami penurunan. Penurunan terbesar pada bulan Oktober 2008. Pada indeks juga tiap bulannya menggambarkan keadaan yang kurang baik, karena penurunan indeks akan seiring dengan penurunan kinerja. Sehingga investor akan menanggung resiko yang cukup besar.

tugas 1

I. TUGAS 1

1. Hasil Penelitian AKuntansi
Judul : Analisa Laporan Keuangan Pada Bank Permata Tahun 2006,2007, Dan 2008
Penulis : Sulistining Trimulyani
Waktu penerbitan : 15/januari/2010
Nama Majalah : UG JURNAL
Lembaga Penerbit : UG Coloring The global Future
Volume : 4
No Majalah : 01

2. Komponen-komponen
A. Bagian awal
a. judul
b. Abstrak
B. Bagian Pokok
I. PENDAHULUAN
II. LANDASAN TEORI
III. METODE PENELITIAN
IV. PEMBAHASAN
V. PENUTUP
1.1 Kesimpulan

C. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka


3. Identifikasi artikel
A. Applid Reseach

Minggu, 07 Maret 2010

audit pemasaran

Nama : Niswatun Amaro
Npm : 20207788
Kelas : 3EB05
Dosen : Renny
Tugas : Audit Pemasaran



Audit Pemasaran merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar untuk proses perencanaan pemasaran strategis, karena melalui audit strategis sampai pada mutu suatu tolak ukur baik dari peluang dan ancaman lingkungan ataupun kemampuan pemasaran organisasi.

Menurut Kothler, Audit Pemasaran merupakan pengujian yang kompherenshif, sistematis, independent, dan periodic atau berkala dari suatu perusahaan-perusahaan atau unit usaha lingkungan pemasaran, tujuan strategis, dan aktifitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomondasikan suatu rencana tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Apabila digabungkan, kedua definisi diatas menyoroti 3 unsur pokok dan manfaat potensial dari audit pemasaran yaitu :
1. Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal
2. Penelitian kinerja masa lalu dan aktifitas-aktifitas sekarang, dan
3. Identifikasi peluang dn ancaman yang akan datang

Setiap Perusahaan yang melakukan Audit akan menghadapi dua variable, yaitu :
1. Terdapat variabel yang perusahaan tidak mempunyai pengendalian langsung. Varibel tersebut bisanya dalam bentuk apa yang dapat dilukiskan sebagai variabel lingkungan, pasar dan kompetitif
2. Terdapat variabel yang mempunyai pengendalian penuh

Variabel tersebut dapat kita namakan sebagai variabel operasional. Hal tersebut member kita petunjuk, yaitu bagaimana kita dapat menstruktur suatu audit. Hal ini akan diuraikan dalam dua bagian, yaitu :
1. Audit eksternal (Eksternal Audit)
2. Audit Internal ( Internal Audit )

Menurut Richard M.S. Wilson, dkk, struktur audit pemasaran terdiri dari 3 langkah diagnostic utama yang rinci, yang termasuk penelahan dari :
1. Lingkungan Organisasi (Pelung dan Ancaman)
2. Sistem Pemasaran (Kekuatan dan Kelemahan)
3. Aktivitas PemasaraN
Sumber :
MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A, UNIVERSITAS GUNADARMA

Senin, 01 Maret 2010

audit manufaktur

Nama : Niswatun Amaro
Npm : 20207788
Kelas : 3EB05
Dosen : Renny
Tugas : Audit Manufakturing

Sebuah manufaktur audit adalah pemeriksaan yang komprehensif dari sebuah proses untuk menentukan apakah kinerja memuaskan. Sebuah audit manufaktur biasanya terbatas pada sebagian kecil dari unit yang diproduksi, tetapi proses manufaktur yang terlibat diperiksa secara teliti. Audit tidak menggantikan upaya pengendalian kualitas normal, tapi suplemen mereka.
Peran fungsi Audit Manufakturing dalam perusahaan adalah meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya.
Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:
 Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan adalah apa yang kita lakukan)
 Temukan ketidakakuratan sehingga mereka dapat dengan cepat dikoreksi
 Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dari orang ke orang, atau hari ke hari)
 Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan
 Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.
Audit manufaktur yang baik memerlukan:
 Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk menangkap orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama audit Anda berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal yang benar.
 Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan. Sebuah skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk memprioritaskan tindakan perbaikan.
 Aksi ketika sebuah masalah ditemukan. Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada menemukan masalah dan melakukan apa-apa tentang hal itu. Idealnya, karyawan yang bekerja pada proses harus membantu dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Ini akan meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah.
 Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka mengamati dan dengan teknik-teknik audit.
Langkah-langkah audit manufacturing :
 Merumuskan maksud & tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing
 Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan
 Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang bersifat umum tentang objek audit
 Menyusun progam & prosedur audt yang akan dilaksanakan
 Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program & prosedur audit yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta mengadakan wawancara
 Mengolah & menganalisis hasil temuan
 Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting & saran perbaikan
Sumber :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A, UNIVERSITAS GUNADARMA http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://findarticles.com/p/articles/mi_m3101/is_n8_v70/ai_n27519062/ http://74.125.153.132/search?q=cache:d0jX6tYBWV0J:b_sundari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16186/AUDIT%2B%2BMANUFACTURING.doc+audit+manufakturing&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Sabtu, 27 Februari 2010

Audit SDM

Nama : Niswatun Amaro
Npm : 20207788
Kelas : 3EB05
Dosen : Renny
Tugas : Audit SDM

Menerapkan Audit SDM
Rabu, 08 Oktober 2008 15:50 WIB
Oleh: Rinella Putri

(Vibiznews – HR) – Fungsi SDM adalah fungsi yang sangat penting dalam organisasi, karena SDM adalah penentu organisasi dalam melaksanakan strategi dan mencapai tujuannya. Lalu, bagaimana organisasi bisa mengetahui apakah fungsi SDM sudah berjalan dengan baik? Untuk memahami secara komprehensif mengenai kontribusi fungsi SDM terhadap organisasi, maka diperlukan sebuah audit SDM.

Definisi

Audit SDM adalah serangkaian audit yang bertujuan untuk mengkaji fungsi SDM, mulai dari struktur dan sumber daya SDM, peran dan tanggung jawab masing-masing personil, kepemimpinan, prosedur dan kebijakan, hingga kondisi lingkungan kerja.

Manfaat

Audit SDM mempunyai banyak manfaat, yang secara garis besar adalah memberikan gambaran mengenai bagaimana fungsi SDM dalam organisasi, sehingga bisa diperoleh feedback yang tepat mengenai bagaimana aktivitas SDM seharusnya dilakukan. Intinya, audit ini bermanfaat untuk mnegevaluasi bagaimana kontribusi aktivitas SDM terhadap strategi organisasi.

Secara garis besar, maka HR Audit terdiri dari beberapa area:
Pertama, audit fungsi SDM. Audit fungsi SDM ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dari fungsi SDM yang berada pada organisasi. Dalam tahap audit ini, maka auditor melakukan analisa terhadap tujuan dari setiap aktivitas SDM, kemudian mengkaji kinerja mereka yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Seringkali, misalnya, masalah yang terjadi adalah peran dan tanggung jawab tidak terdefinisikan dengan baik, sehingga ini menghambat tujuan tercapai. Melalui audit SDM, maka masalah seperti ini bisa ditemukan untuk kemudian dicari solusinya.

Kedua, audit kepatuhan yang merupakan audit yang mengkaji kepatuhann perusahaan terhadap hukum, kebijakan maupun prosedur yang terkait dengan fungsi SDM. Hal ini penting sekali karena jika kepatuhan tidak dipenuhi, maka artinya perusahaan melakukan pelanggaran di bidang SDM. Isu-isu yang berkaitan dengan ini antara lain adalah masalah kesehatan dan keselamatan, aturan jam kerja, aturan UMR, dan lainnya.

Ketiga, audit iklim SDM, dimana ini sangat mempengaruhi kondisi karyawan, mulai dari motivasi, semangat hingga kepuasan kerja. Audit ini bisa dilakukan dengan memperhatikan absensi, turnover karyawan, ataupun melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku karyawan.

Keempat, audit strategi perusahaan. Mengapa audit strategi perusahaan menjadi penting? Hal ini dikarenakan strategi perusahaan menentukan keunggulannya dalam bersaing di pasar. Melalui audit strategi, maka perusahaan akan mampu melakukan analisa SWOT yang merupakan informasi penting dalam menentukan strategi perusahaan ke depan. Kemudian bagaimana hubungannya dengan SDM? Tentunya fungsi SDM harus memahami strategi, karena segala aktivitas SDM seperti rekrutmen, kompensasi, succession planning, dan lainnya harus selalu sesuai dengan strategi perusahaan
Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut.

Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :
• Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari
• Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan improvement
• Sebagai alat dokumentasi untuk merger, akuisisi maupun reorganisasi
• Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada.
Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :
• SOP, aturan dan prosedur yang ada
• Pimpinan Departemen SDM atau personalia
• Pimpinan Departemen lain
Tentang Perekrutan :
• Bagaimana mencari sumber daya untuk calon karyawan ?
• Bagaimana calon karyawan dipilih dan diseleksi ?
• Bagaimana pemenuhan secara aspek hukum tentang perekrutan?
• Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
• Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?

Sumber :
http://www.vibiznews.com/journal.php?id=156&page=hr
http://ilmusdm.wordpress.com/2008/03/14/contoh-audit-sdm-sederhana-simple-hr-audit/

Minggu, 14 Februari 2010

audit mutu

Nama : Niswatun Amaro
Npm : 20207788
Dosen : Renny Nur'aini
tugas : audit mutu (pemeriksaan akuntansi 2)

Audit Mutu Internal (1) : Dasar-dasar Audit

By bambangkesit on Jan 15, 2009 in Manajemen Mutu

A. PENGERTIAN AUDIT MUTU

Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi (BSN, 2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.

B. TUJUAN AUDIT MUTU

Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Temuan hasil audit selanjutnya dianalisis, dinilai kecukupan dan kesesuaiannya terhadap standar ISO 9001:2000. Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :

1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi
2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan
3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya) pelanggan
4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok
5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi

Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut (Iskandar Indranata,2006):

1. Mengarahkan pencapaian sasaran Memberikan sense of urgency
2. Menemukan peluang perbaikan
3. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif
4. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu sedini mungkin

C. PRINSIP AUDIT MUTU

Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.

1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :

a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Seorang auditor harus mampu menunjukkan sikap berpendirian, yaitu sikap mampu memberikan penilaian yang proporsional dan kontekstual.

b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,

Seorang auditor berkewajiban untuk melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditi harus dilaporkan.

c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.

2. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :

1. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan tanggungjawabnya.
2. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
3. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

D. ALASAN MELAKUKAN AUDIT MUTU

Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit berkesinambungan yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan lokasi/bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM alasan melakukan Audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :

1. Mengembangkan sistem pada organisasi.
2. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
3. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
4. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi.
5. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.

E. MANFAAT AUDIT

Hasil audit dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperuam . alah atu manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan eisiensi dan efektivitas fungsi organisasi. Dengan informasi hasil penilaian auditor dan rekomendasi yang disampaikan, akan memungkinkan pimpinan unit operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, efektivita maupun produktivitas usaha secara lebih terarah.

Proses audit merupakan media pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit, tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi serta permasalahannya yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif. (BQST)

Sumber :

http://bambangkesit.staff.uii.ac.id/2009/01/15/audit-mutu-internal-1-dasar-dasar-audit/

Kamis, 07 Januari 2010

Suku Bunga Bebani Eksportir

Economy - Industri

Suku Bunga Bebani Eksportir
Jum'at, 8 Januari 2010 - 12:24 wib
text TEXT SIZE :
Andina Meryani - Okezone
Ilustrasi Corbis.com

JAKARTA - Suku bunga perbankan saat ini dianggap membebani eksportir, sehingga membuat ekspor dan industri tidak bisa kompetitif.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar seusai senam pagi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (8/1/2010).

"Saya sih ngerasa tingkat bunga sekarang terlalu tinggi, baik untuk ekspor dan bukan untuk ekspor, sulit bagi pengusaha untuk kompeteitif," ujarnya.

Sebagai mantan Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dirinya menilai bahwa LPEI mampu memberikan bunga yang kompetitif dengan kisaran bunga sembilan persen sedangkan bunga perbankan 12,5 persen.

Menurutnya, dengan optimisime kondisi perekonomian yang lebih baik di 2010, dia melihat penurunan suku bunga tersebut akan dapat dilaksanakan.

"Kalau LPEI bisa, sebenarnya tidak ada alasan bank tidak bisa," pungkasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak mengubah tingkat acuan suku bunga (BI rate) yang berada di level 6,5 persen. Alasannya, level BI rate ini dianggap sudah menjadi acuan yang pas bagi dunia usaha.(rhs)


http://economy.okezone.com/read/2010/01/08/320/292169/suku-bunga-bebani-eksportir